Di sekeliling kami, atau mungkin Anda, ada banyak sosok wanita yang berjuang dengan caranya masing-masing. Meski berbeda tempat dan peranan, mereka tetap gigih berjuang tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.
Tak terbatas pada kaum adam, perempuan-perempuan masa kini terus berjuang mendobrak tirani keadilan. Termasuk dalam ranah IT, perempuan masa kini adalah sosok yang mutakhir, yang mampu memberi makna baru pada arti 'ibu' dan 'perempuan' seraya mengikis stereotipe-stereotipe miring kaumnya.
Waktu terus berputar, detik demi detik pun berlalu demikian cepatnya. Di era digital seperti saat ini, peranan social media juga tak mau kalah untuk terus membuntuti kehidupan kita. Tiada hari tanpa nge-blog, tiada hari tanpa ber-Facebook, tiada hari tanpa nge-Tweet.
Aulia "Ollie" Halimatussadiah
Empowering Indonesian Women with Technology
Seberapa penting IT bagi kaum wanita?
Di dalam keluarga, sosok ibulah yang bertugas meneruskan informasi bagi anak-anaknya. Dengan kata lain, jika teknologi berguna untuk wanita, hampir dipastikan keluarganya juga akan mendapatkan manfaatnya. Itulah mengapa saat ini semakin banyak wanita yang terjun ke dunia IT, baik dari sisi PR dan marketing, hingga sisi teknis seperti programming.
Bagaimana peranan social media dalam menunjang pekerjaan Anda sehari-hari?
Dunia mobile di Indonesia tengah berkembang pesat. Implementasi IT pun akan banyak masuk ke area tersebut. Mulai dari social media, entertainment, ecommerce, aplikasi edukasi, gaming, dan lainnya. Saya bisa online 24 jam, dikurangi waktu tidur. Banyak orang berpikir kalau social media hanya tempat untuk membuang waktu, padahal banyak hal yang bisa dilakukan di sini, seperti membangun personal branding, mengedukasi serta menginspirasi banyak orang dengan kemampuan kita.
Gadget apa yang Anda miliki saat ini?
BlackBerry, iPhone, iPod, iPad, dan Sony Ericsson.
Kegiatan Anda baru-baru ini terkait profesi Anda?
Saya diundang ke Dublin baru-baru ini oleh Enterprise Ireland mewakili komunitas pebisnis digital #StartupLokal bersama partner saya Natali Ardianto, Nuniek Tirta, Sanny Gaddafi. Di sana kami mendapat banyak pencerahan untuk memajukan dunia IT di Indonesia khususnya dunia startup. (*)
Irene Santosa
(Consumer, SMB & 4P Lead, Lenovo Indonesia)
Tak Lepas dari Social Media
Seberapa penting IT bagi kaum wanita?
Kita telah melihat semakin banyak wanita menduduki posisi puncak di perusahaan-perusahaan TI dan di Lenovo sendiri wanita telah memainkan peran yang semain besar dalam organisasi kami. Menurut Gartner, perusahaan/organisasi yang tidak dapat menghargai nilai wanita di tempat kerja memiliki resiko lebih besar untuk meraih kegagalan dalam proyek, bisnis dan profesi mereka.
Bagaimana peranan social media dalam menunjang pekerjaan Anda sehari-hari?
Saya setuju sekali bahwa social media telah menjadi alat yang integral dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh, saya sendiri telah menggunakan alat jejaring sosial untuk tetap berhubungan dengan anggota keluarga, teman-teman dan mitra bisnis.
Sebagai sebuah organisasi, Lenovo [juga] sepenuhnya mendukung social media melalui penggunaan wiki, blog internal dan forum untuk berhubungan dengan para karyawan kami. Social media bisa sangat efektif diterapkan baik untuk tujuan komunikasi di kalangan organisasi internal maupun dengan stakeholder eksternal.
Situs-situs profesional seperti LinkedIn memungkinkan perusahaan terhubung dengan para pelanggan dan mitra dalam suatu lingkungan yang nyaman dan juga menggunakannya untuk tujuan rekrutmen profesional sehingga mengurangi biaya pencarian karyawan [baru]. Selain itu, forum online juga merupakan tempat yang berguna untuk melakukan percakapan dengan komunitas profesional dalam lingkungan yang aman dan terkontrol.
Gadget apa yang Anda miliki saat ini?
Lenovo Phone (LePhone), BlackBerry, dan notebook Lenovo.
Apa kunci sukses untuk meniti karier di dunia IT?
Faktor kesuksesan utama saya sederhana: jangan pernah berhenti belajar dan membuka diri untuk menerima masukan dari siapa saja. (*)
Merry Magdalena
Dari Maya Menjadi Nyata
Menurut Anda seberapa penting IT bagi kaum wanita?
IT memang awalnya identik dengan kaum lelaki, namun semakin ke sini cukup banyak kaum perempuan yang berperan di bidang ini. Sebab IT sekarang makin tak bisa dipisahkan dari keseharian kita, sehingga membuka peluang bagi kaum hawa untuk eksis. Lagipula IT kini bukan lagi dunianya kaum nerd lagi, justru yang tidak paham IT akan “tersingkir”.
Bagaimana peranan social media dalam menunjang pekerjaan Anda sehari-hari?
Tentu saja saya sangat terbantu, misalnya dalam mempromosikan artikel baru di web yang saya kelola, Netsains.Com, atau mengkomunikasikan fitur-fitur baru, dan sebagainya. Kebetulan saya juga penulis buku, maka social media menjadi tools paling efektif untuk mempromosikan buku saya atau berinteraksi dengan pembaca, penerbit, serta mitra bisnis lain.
Gadget apa yang Anda miliki saat ini?
Notebook Compaq, netbook Hewlett Packard, desktop Compaq, Blackberry, dan ponsel Nokia.
Impian yang masih ingin Anda raih?
Untuk karier, sebenarnya banyak obsesi lain, seperti mengoptimalkan penggunaan social media di kalangan pemerintah, sehingga dapat lebih interaktif dengan rakyatnya, dan demokrasi di negara kita dapat lebih berkembang. Jika bisa membantu optimalisasi penggunaan social media oleh pemerintah, dan ikut berperan dalam pembangunan bangsa, maka itu bisa menjadi pencapaian yang membanggakan. Transparansi yang didukung oleh aplikasi IT seperti social media, niscaya dapat menekan korupsi. Susah memang, namun bukan tidak mungkin. (*)
Novi Tandjung
(Product Marketing Manager, Microsoft Indonesia)
Tajam Seperti Elang
Mengapa Anda tertarik dengan dunia Marketing?
Bidang ini sangat menarik. Alasan pertama karena dinamikanya yang sangat tinggi, memberikan tantangan yang juga tinggi dan beragam, sehingga pembelajaran pun dapat kita temukan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, karena dunia marketing menuntut pelakunya untuk mempunyai multi-skill, mulai dari analisa tajam, insting bisnis yang kuat, judgement yang bagus, sampai dengan multi-tasking skill. Dibandingkan pria, keunggulan perempuan salah satunya adalah karena tuntutan skill kombinasi antara expertise dan art tersebut.
Apa profesi Anda sebelum terjun ke dunia Marketing?
Sebelum jadi Product Marketing Manager di Microsoft, saya bekerja sebagai dosen IT, sales di bank, dan kembali terjun ke IT sebagai IT consultant.
Bagaimana peran social media dalam menunjang karier Anda?
Peran social media dalam pekerjaan saya sangat tinggi, terutama dengan Teen Community Marketing dan horizontal Marketing Approach sekarang ini. Social media justru menjadi tools powerful yang membantu marketer untuk berkomunikasi dengan pelanggan, mempelajari behavior pelanggan sampai dengan menjadi tools untuk campaign marketing yang cost effective.
Gadget yang Anda miliki saat ini?
Smartphone berbasis Windows.
Impian yang masih ingin Anda capai?
Cita-cita yang belum tercapai sejauh ini adalah memperluas pengetahuan pengalaman marketing di dunia internasional. (*)
Ruth Marya
(Network Analyst, pegiat open source)
Mantap di Open Source
Menurut Anda, bagaimana peran wanita dalam dunia IT?
Dunia IT sangat dinamis, menantang, dan bagi para wanita peluangnya sangat besar untuk bisa eksis di dunia ini. Kesempatan untuk mengikuti training gratis bertaraf internasional adalah salah satunya.
Peran social media dalam kinerja Anda sehari-hari?
Harus saya akui bahwa Social media makes me famous in all over the internet cloud. Rekan-rekan yang baru mengenal saya bisa tahu banyak tentang apa yang saya kerjakan melalui social media (blog, Twitter, Facebook, Friendster, Youtube, dll.) yang membahas tentang kegiatan yang mereka ikuti di mana ada saya sebagai pembicara.
Apa yang membuat Anda tertarik dengan Linux?
It was a coincidence. Ceritanya, dulu sewaktu kuliah tingkat 1, ada liburan semester sekitar 3 bulan. Dari sana, IT Staff memberi tugas menatar 1 lab komputer untuk di-install IGOS semua. Saya yang masih buta tentang IGOS, mulailah mencari tahu apa itu IGOS. Dari situ, saya mulai ngoprek Linux, lalu saya diajak join POSS (Pemberdayaan Open Source Software) di kampus President University, mengaktifkan diri di Kluwek (Komunitas Linux untuk Cewek), KPLI Bogor, dilanjuntukan dengan aktif menjadi peserta di acara-acara yang diselenggarakan oleh IOSN ASEAN+3 dan InWEnt German. Dengan menjadi finalis INAICTA 2009 di kategori open source pun semakin memantapkan langkah saya di dunia open source.
Pengalaman paling berkesan selama berkecimpung di dunia IT?
Yang pertama adalah pada saat saya menjadi peserta termuda dan satu-satunya wanita dari Indonesia yang terpilih untuk mengikuti Training of Trainers (ToT) Linux Professional Institute 1 Certification di Laos. Kedua, pada saat menjadi salah satu finalis 3 besar di ajang INAICTA 2009 kategori open source dimana 2 finalis lainnya adalah komunitas.
Adakah cita-cita yang masih ingin Anda kejar, terkait karier?
Salah satunya adalah ingin menjadi CTO Google. (*)
Dhyoti R. Basuki
(Head of Public Relations, Intel Indonesia)
Gapai Visi “A Connected Indonesia”
Bagaimana Anda memandang dunia IT, termasuk dunia kerjanya?
Industri IT adalah industri yang sangat menarik dan berkembang sangat cepat. Mengenai dunia kerjanya sendiri, dulu dunia IT dan telekomunikasi banyak dianggap sebagai dunia yang maskulin. Tapi, seiring perkembangan zaman dan perempuan yang lebih aware mengenai teknologi, sekarang dunia IT sudah banyak diisi oleh female professionals.
Apa yang membuat Anda tertarik untuk terjun di bidang humas produk IT?
Dari dulu saya memang suka ngoprek gadget apa saja. Sebagai profesional humas, saya ingin berkembang dan belajar industri baru, setelah sebelumnya saya bekerja di [perusahaan] konsultan, perhotelan, dan FMCG (Fast Moving Consumer Goods).
Bagaimana visi Anda mengenai implementasi IT di Indonesia?
What I like to see is an improvement in broadband connectivity. Adanya koneksi broadband yang stabil dan harganya terjangkau dapat menunjang berbagai sektor yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan kondisi ekonomi/peningkatan GDP. In short, I vision a connected Indonesia – setiap rumah memiliki sebuah PC/notebook yang terhubung ke internet.
Menurut Anda, bagaimana peran wanita saat ini di dunia IT?
Like I said, sudah banyak sekali wanita yang berkecimpung di dunia IT. Sebagai contoh, di Intel, VP and GM Software Group yang membawahkan sekitar 15 ribu software engineer adalah seorang wanita. Sekitar 30% engineer Intel baik di fabrication plant maupun software developer adalah wanita. So, women do kick ass in IT industry.
Sebagai wanita karier yang juga memiliki tanggung jawab di keluarga, bagaimana cara Anda membagi waktu?
Di Intel, you can always work from home as long as you're connected to the internet and emails from office. Saya sendiri sering kerja di rumah atau kerja di mana saja. Mungkin di kantor agency atau sambil rapat di kafe. That opportunity is actually priceless, apalagi untuk wanita pekerja yang sudah mempunyai anak karena bisa membagi waktu antara bekerja dan mengurus keluarga. (*)
Selina Limman
Bisnis IT Membantu Orang Banyak
Apa yang membuat Anda tertarik untuk terjun sebagai IT/web entrepreneur?
Saya tertarik untuk memulai bisnis di bidang web karena ini adalah industri yang baru mulai naik daun. Dalam kata lain, masih banyak peluang yang bisa digarap. Saya sendiri juga ingin memulai bisnis yang bisa menolong orang banyak. Pemanfaatan dan pengolaha informasi dan teknologi bisa membuat hidup kita jauh lebih mudah.
Menurut Anda, apa kunci sukses untuk meniti karier di dunia kerja, khususnya bisnis IT?
Banyak belajar, think outside the box – execute inside the box, rajin, tidak takut dikritik. Khusus untuk bisnis IT yang sangat dinamis, harus bisa cepat berpikir, cepat mengambil keputusan, dan cepat bertindak.
Apa pengalaman yang paling berkesan selama berkecimpung di dunia IT entrepreneur?
Ketika kami mendapatkan kesempatan untuk ikut memamerkan Urbanesia di Echelon 2010 – sebuah event di Singapura tentang startup ecosytem. Saya bertemu dengan banyak investor, inkubator, dan sesama startup dari negara lain. Selain itu, saya juga menyimak berbagai pembicara yang datang langsung dari Silicon Valley. Event ini sangat membuka mata saya tentang dunia IT dan ekosistem industri yang sudah berjalan di negara luar.
Gadget apa saja yang saat ini Anda miliki?
Blackberry Onyx 2, iPhone 4, iPad, kamera digital Canon Ixus. Wishlist: Macbook Air, Samsung Galaxy Tab, dan ponsel Android.
Cita-cita apa saja yang masih ingin Anda kejar?
Kalau saya sudah sukses (dalam arti pengalaman dan personal wealth), saya ingin menjadi inkubator dan membantu startup untuk memulai bisnisnya menuju sukses. Inkubator adalah investor yang biasanya terlibat pada saat pembuatan produk dan business setting up (sebelum diluncurkan). (*)
Nuniek T. Ardianto Womern Rule the Internet
Apa yang membuat Anda tertarik untuk terjun sebagai IT/web entrepreneur?
Saat kuliah saya dijuluki Miss Internet karena seringnya berselancar di warnet. Dari situ, saya tertarik dengan web/IT karena bisa menjangkau seluruh dunia di depan mata hanya dengan klak klik saja. Maka saat mulai memasuki dunia kerja, saya menargetkan untuk bekerja di perusahaan IT untuk tahu lebih banyak, selain terus bisa terkoneksi dengan internet.
Bagaimana peran social media dalam menunjang kinerja Anda sehari-hari?
Bagi saya, social media merupakan jembatan yang bisa membawa saya berinteraksi & bergaul dengan banyak oang tanpa harus secara fisik berada di tempat tertentu. Sesuatu yang dapat secara langsung memperkenalkan saya dengan orang orang hebat. Sesuatu yang dapat memberikan informasi secara cepat. Sebuah ruang bermain raksasa bagi semua orang, yang dapat diakses kapan pun, dimana pun.
Menurut Anda, bagaimana peran wanita saat ini di bidang IT?
Jumlah konsumen internet & e-commerce lebih besar wanita dibanding pria. Jadi, dalam hal social media dan online shopping, women rule the internet. Ini berarti ke depannya akan semakin banyak wanita yang dibutuhkan dalam dunia online agar perusahaan-perusahaan bisa mendapatkan insight dari wanita.
Sebagai seorang multirole woman (istri, ibu, pebisnis), bagaimana cara Anda membagi waktu?
Saya harus berterima kasih pada internet. Saya bisa bekerja sambil memantau anak di rumah lewat internet, atau mengecek email di sela-sela menemani anak bermain. Saya juga bisa terus berkomunikasi dengan suami melalui messenger atau Twitter.
Cita-cita apa saja yang masih ingin Anda kejar?
Membentuk ekosistem yang solid, positif, dan suportif dalam komunitas digital Indonesia, dan melihat Indonesia menjadi Silicon Valley of Asia (atau setidaknya di Asia Tenggara). (*)
Febriati Nadira
(Head of Corporate Communication, PT XL Axiata Tbk.)
Social Media, Sarana Komunikasi Efisien
Apa yang membuat Anda tertarik untuk terjun di bidang IT & telco?
Dari masih remaja, saya sudah bercita-cita untuk bekerja di bidang komunikasi dan menjadi PR. Tapi, terjun di bidang telekomunikasi sebenarnya tidak sengaja, dimulai di tahun 1995, ketika bergabung dengan salah satu operator seluler. Saya merasa beruntung karena sejak saat itu, saya memiliki kesempatan untuk terjun dan mendalami dunia telekomunikasi.
Apa saja tantangan yang Anda temui di dunia IT & telco?
Tantangannya antara lain adalah dalam hal penggelaran jaringan/infrastruktur. Karena itu, kami di XL berkomitmen penuh dalam mendukung industri telekomunikasi Indonesia dengan terus membangun dan melakukan penggelaran jaringan/infrastruktur yang saat ini sudah mencapai lebih dari 90% populasi.
Selain itu, tantangan lainnya adalah dari sisi konten. Dengan semakin berkembangnya dunia digital, hal ini menjadi perhatian bagi kami untuk turut mengembangkan dan mendukung pertumbuhan industri kreatif di Indonesia.
Bagaimana peranan social media dalam mendukung kerja sehari-hari Anda?
Melalui social media, saya dapat menyampaikan seluruh informasi mengenai perusahaan (khususnya program maupun produk dan layanan terbaru) sekaligus mendapatkan respon langsung dari seluruh stakeholders. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih cepat, mudah, dan efisien/murah dibandingkan media konvensional.
Sebagai wanita karier yang juga memiliki tanggung jawab di keluarga, bagaimana Anda membagi waktu?
Menjadi tugas dan kewajiban saya sebagai seorang ibu agar dapat mendidik anak-anak dengan baik. Karena itu, agar dapat terus mengikuti perkembangan mereka, setiap hari saya meluangkan waktu untuk mereka (sebelum berangkat sekolah dan menjelang tidur). Akhir pekan adalah total untuk anak dan keluarga (kecuali jika ada tugas). Namun, sebenarnya dengan kemajuan teknologi maka setiap saat saya bisa terkoneksi dengan mereka, walau sedang di luar kota.
Kalau boleh tahu, gadget apa saja yang saat ini Anda miliki?
iPad 3G, BlackBerry Bold 9700, HP 2133 Mini Note PC, Nokia Communicator E90. (*)
Helmy Anam
(Head of Marketing Communication Dept., Acer Indonesia)
Perempuan Punya Sisi Lebih
Bagaimana Anda memandang dunia IT, termasuk dunia kerjanya?
Dunia IT merupakan dunia kerja yang penuh dinamika. Oleh karena itu, sebagai bagian dari think tank marketing Acer, saya perlu belajar tanpa henti, terus adaptif pada perkembangan teknologi dan pasar. Selain itu, pasar yang sangat kompetitif membuat kita selalu belajar mendengar pasar, kemudian meresponnya. Tidak hanya dari produk, namun juga marketing dan komunikasi kita kepada konsumen/pelanggan.
Apa kunci sukses Anda untuk meniti karier di dunia kerja, khususnya bisnis IT?
Keep challenging yourself, by doing so, you are upgrading your knowledge in IT. It makes you more passionate about the work/industry.
Menurut Anda, bagaimana peran wanita saat ini di bidang yang Anda geluti?
Di Acer, jumlah tim marketing antara wanita dan pria seimbang. Artinya, bahkan perempuan juga menentukan tipe produk yang dibutuhkan pasar, men-develop tipe produk tertentu untuk segmen tertentu, dan mengomunikasikannya. Ada sisi yang lebih bisa dikuasai oleh perempuan, detail suatu pekerjaan, fleksibelitas dalam pendekatan, dan komunikasi. Wanita memiliki kesempatan yang sama di dunia IT asal tetap keep upgrading themselves secara ilmu dan pengetahuan.
Sebagai seorang multirole woman, bagaimana cara Anda membagi waktu?
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perempuan itu bisa multitasking. Saya alhamdulillah memiliki suami yang mendukung karier saya serta anak-anak yang mengerti pekerjaan ibunya. Segala sesuatunya adalah "teamness" dan komunikasi. Dengan adanya teknologi sekarang, walau saya ada di lokasi yang berbeda, namun bisa membantu anak saya mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka scan, email, dan kami saling telepon. Technology helps us to have work life balance.
Cita-cita apa saja yang masih ingin Anda kejar?
Cita-cita saya simpel: happiness, menjadi istri yang baik, dan menjadi a "cool" mom bagi anak-anak. Fokus karier saya sebenarnya adalah happiness. Dengan demikian saya tentunya akan memiliki passion terhadap bidang yang sedang saya kerjakan. (*)