TrafficRevenue
Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Sunday, June 12, 2011

Sejarah Istana Negara

Istana Negara yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah bangunan yang dibuat oleh orang Belanda, dalam perkembangannya Istana negara mengalami beberapa kali perbaikan tetapi bagi anda yang belum mengetahui sejarah dari Istana Negara tersebut bisa di baca artikelnya di bawah ini:

Istana Negara dibangun tahun 1796 untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda J.A van Braam. Pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dan digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para Gubernur Jendral Belanda. Karenanya pada masa itu istana ini disebut juga sebagai Hotel Gubernur Jendral.

Pada mulanya bangunan yang berarsitektur gaya Yunani kuno itu bertingkat dua, namun pada tahun 1848 bagian atasnya dibongkar, dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang, tanpa perubahan yang berarti. Luas bangunan ini lebih kurang 3.375 meter persegi.

Sesuai dengan fungsi istana ini, pajangan serta hiasannya cenderung memberi suasana sangat resmi. Bahkan kharismatik. Ada dua buah cermin besar peninggalan pemerintah Belanda, disamping hiasan dinding karya pelukis – pelukis besar, seperti Basoeki Abdoellah.

Banyak peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara. Diantaranya ialah ketika Jendral de Kock menguraikan rencananya kepada Gubernur Jendral Baron van der Capellen untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol. Juga saat Gubernur Jendral Johannes van de Bosch menetapkan sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Setelah kemerdekaan, tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi penandatanganan naskah persetujuan Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van Mook.

Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi tempat penyelenggaraan acara – acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat – pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan.

Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara, dan Presiden Sukarno juga pastinya pernah mendiami Istana Negara ini.

Jadi benarkan bahwa Istana negara itu sebenarnya adalah kediaman pribadi orang belanda dan sekarang menjadi kediaman kepala negara.

sumber: http://feedproxy.google.com/~r/Strov/~3/VTdBkHGiiW0/istana-negara-sejarah-istana-negara.html

Saturday, June 11, 2011

Foto-foto Perbandingan Kota Normandy (Prancis) Saat Perang Dunia II dan Sekarang

Tak ada bangsa di belahan bumi manapun yang menyukai perang, karena hal tersebut membuat kepedihan sebuah bangsa, dan ini juga yang terjadi pada sebuah kota di prancis yaitu Normandy, sebuah kota yang luluh lantak akibat serangan NAZI pada masa perang dunia II kini telah pulih kembali, namun pedihnya perang akan terus ada di kenangan warganya.






























sumber :http://haxims.blogspot.com/2011/06/foto-foto-perbandingan-kota-normandy.html

Sunday, June 5, 2011

Pembantaian Babi Yar (Kiev, Ukraina Selama Perang Dunia II)

Quote:
Ibukota Ukraina Kiev jatuh di bawah kendali Jerman pada tanggal 19 September 1941. Dengan kota yang ditangkap, tentara menyerang tidak membuang-buang banyak waktu dan mulai berbaris Yahudi kota untuk eksekusi. Urutan pertama yang rakit untuk pemukiman kembali dikeluarkan pada tanggal 28 September 1941 dan mulai berlaku pada hari berikutnya. 33.771 orang Yahudi digiring ke jurang Yar Babi di Kiev barat laut dan dieksekusi dalam satu operasi yang menjadi dikenal sebagai Babi Yar Pembantaian. Semua 33.771 orang Yahudi telah dieksekusi selama dua hari penembakan foya antara 29 September dan 30.

Diperkirakan bahwa sebanyak 50.000 orang Yahudi kehilangan nyawa mereka di Babi Yar, tapi mereka bukan satu-satunya dibawa ke sana untuk eksekusi. Antara 100.000 dan 150.000 non Yahudi, termasuk Gipsi, Soviet POW dan tersangka komunis juga ditembak mati di Babi Yar setelah Perang Dunia II Jerman Mayor Jenderal Kurt Eberhard mengeluarkan perintah untuk membalas serangan gerilya tuduhan terhadap pasukan Jerman.

Babi Yar Pembantaian dianggap pembantaian terbesar dalam sejarah Holocaust. Sebagian besar eksekusi dilakukan oleh Sonderkommando (ditangkap orang Yahudi dipaksa untuk melaksanakan perintah di bawah rasa sakit kematian) dipimpin oleh kolonel SS Paul Blobel. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Paul Blobel dihukum mati dan digantung di Penjara Landsberg pada tanggal 8 Juni 1951.

Ketika Jerman menyerbu Kiev, banyak penduduk setempat mengira tentara asing datang untuk menyelamatkan mereka dari kekuasaan menindas dari Joseph Stalin. Para Babi Yar Pembantaian berhasil karena setelah Jerman mengeluarkan perintah bahwa semua orang Yahudi berkumpul di merakit poin untuk pemukiman kembali, mereka tidak bisa menunggu untuk diambil dan banyak muncul awal untuk mengamankan kursi mereka pada kereta api. Jerman diantisipasi mungkin beberapa ribu orang Yahudi yang akan ikuti aturan mereka segera, tapi terkejut bahwa puluhan ribu muncul pada hari pertama. Membawa barang berharga mereka, orang-orang Yahudi mengarah kepada jurang Yar Babi mana untuk saat terakhir mereka semua percaya bahwa mereka akan naik truk-truk yang akan membawa mereka pergi dari Kiev. Karena orang besar, mereka tidak mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan dieksekusi sampai sudah terlambat dan mereka tidak bisa melarikan diri.

Semua orang Yahudi dipaksa untuk strip telanjang dan deposito semua bagasi di daerah ditunjuk sebelum dibawa ke pinggir sebuah kuburan massal di mana mereka dieksekusi oleh salah tembak ke kepala, atau kemudian oleh api machinegun setelah berbaris. Ada yang diletakkan di atas mayat yang telah mati dan ditembak di leher dengan senapan mesin sub. Jerman memiliki banyak orang untuk melaksanakan sehingga untuk menghemat ruang pemakaman, mereka membuat mereka menumpuk di atas satu sama lain untuk membuat lapisan yang terorganisir mayat. Ibu harus bertahan pada anak-anak mereka dan ditembak bersama dengan mereka.
Spoiler for gambar:

Spoiler for gambar:

pasrah gan

Spoiler for gambar:

ibu2 ama anak2 nya gan,,tu yg paling blakang lagi hamil





sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8842246

Friday, June 3, 2011

Pesan dari Jaman Batu

Lukisan atau simbol-simbol yang terdapat didinding-dinding gua sepertinya adalah asal-usul bahasa tertulis. Pertama kali ditemukan di Perancis, Dan kemudian ditemukan diberbagai belahan dunia. Kali ini kita akan membahas sebagian saja, cekidot kira-kira pesan apa yang bisa kita tangkap dari lukisan atau simbol-simbol ini:
Seorang pengunjung melihat pada dinding-dinding Aula Besar Bulls, gua Lascaux II, Dordogne, Perancis, yang memiliki lukisan-lukisan prasejarah yang indah, sampai sekarang. Hanya baru-baru ini para peneliti sudah mulai melihat, setengah lingkaran aneh squiggles, garis dan zigzag yang mengelilingi mereka. Ini mungkin sebuah kunci untuk memahami bentuk-bentuk awal komunikasi manusia.


Lukisan batu ini di Chobe Taman Nasional, Botswana, menggambarkan sebuah eland, gajah dan kijang atau gemsbok.Namun, simbol-simbol yang mengelilingi mereka yang mungkin memegang kunci untuk memahami komunikasi manusia awal. Garis zigzag tidak muncul sampai 20.000 tahun yang lalu dan 13.000 tahun yang lalu telah menghilang. Bentuk mengular berbentuk sama ada dari 30.000 tahun yang lalu, tetapi juga meninggal dari sekitar 13.000 tahun yang lalu. Simbol serupa telah ditemukan di Australia, Afrika Tengah, Eropa, dan Selatan dan Amerika Utara.


Tangan ini dicat di dinding gua di Rio Pinturas, Argentina. Bentuk tangan yang diciptakan dengan menekan seluruh atau sebagian dari tangan terhadap permukaan, menggunakan cat atau tanah liat. Meskipun terlihat jelas, simbol ini sangat mengherankan dan langka, ditemukan di hanya di bawah 7 persen dari situs Perancis. Pertama kali ditemukan di Chauvet, dan tampaknya telah menyebar ke segala hingga 13.000 tahun yang lalu sampai akhirnya tidak digunakan lagi. Simbol ini juga terdapat di Australia dan Burma.


Simbol Tangan mendominasi mural di sebuah gua asli Australia, menunjukkan seberapa jauh penyebaran simbol tersebut. Terdapat juga simbol spiral di bagian atas atap. Simbol spiral ditemukan di hanya dua situs Perancis, yang mengejutkan para peneliti karena ternyata motif umum dalam budaya ini. Meskipun langka di Perancis, fitur simbol spiral terdapat pula dalam seni batuan di seluruh dunia, termasuk China, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan.


Lukisan-lukisan ini ditemukan di gua Lascaux II. Simbol berbentuk titik seperti yang jelas terlihat tapi begitu juga yang berbentuk segi empat (di sebelah kiri jangka titik). Simbol berbentuk segi empat ditemukan di 20 persen situs dipelajari dan telah dihubungkan dengan situs di Afrika Selatan, India dan Selatan dan Amerika Utara.

Simbol-simbol ini ditemukan di gua-gua di Rio Pinturas, Argentina.Lingkaran terkonsentrasi di kiri bawah dianggap contoh-contoh awal dari synecdoche (menggunakan bagian dari sesuatu untuk mewakili keseluruhan), dan sehingga cara yang mewakili ide-ide simbolis daripada realistis. lingkaran serupa di tempat lain telah digunakan untuk mewakili mata di lukisan kuda dan banteng.


Titik dan garis adalah beberapa simbol yang paling sering ditemukan.Titik-titik dalam berbagai ukuran muncul di 42 persen dari situs Perancis, termasuk yang satu ini di Chauvet.Garis-garis ditemukan di lebih dari 70 persen situs belajar dan muncul dari 30.000 tahun yang lalu sampai 10.000 tahun yang lalu.
Bagaimana dengan di indonesia???
Ternyata tidak kalah banyak juga lukisan atau simbol-simbol yang ditemukan diantaranya:

Penemuan lukisan gua di Sulawesi Selatan untuk pertama kalianya dilakukan oleh C.H.M. Heeren-Palm pada tahun 1950 di Leang PattaE. Di gua ini ditemukan cap-cap tangan dengan latar belakang cat merah. Barangkali ini merupakan cap tangan kiri perempuan. Ada pun cap-cap tangan tangan ini dibuat dengan cara merentangkan jari-jari tangan itu di dinding gua kemudian ditaburi dengan cat merah. Digua tersebut juga ditemukan lukisan seekor babi rusa yang sedang melompat dengan panah di bagian jantungnya. Barangkali lukisan semacam ini dimaksudkan sebagai suatu harapan agar mereka berhasil berburu di dalam hutan. Babi rusa tadi digambarkan dengan garis-garis horizontal bewarna merah

Lukisan Anoa pada dinding Gua Sumpangbita, Pangkep, Sulawesi Selatan.



Di Maluku penemu lukisan dinding gua adalah J. Roder pada tahun 1937, walaupun mungkin masyarakat sekitar sudah mengenal sebe sebelum Roder menemukannya. Roder menemuan lukisan gua sebanyak 100 buah di Pulau Seram, pada dinding karang di atas Sungai Tala. Lukisan yang ditemukan berupa gambar-gambar rusa, burung, manusia, perahu, lambang matahari, dan mata.

Selain ditemukan di Pulau Seram, di Maluku lukisan cadas juga ditemukan di Kepulauan Kei, pada tebing batu karang dengan ketinggian 5-10 meter dari atas permukaan laut. Lukisan-lukisan yang ditemukan di Kepulauan Kei pada umumnya hanya berupa garis lurus saja, tetapi ada yang diberi warna pada bagian dalamnya, khususnya untuk gambar manusia. Kecuali manusia dengan berbagai adegan (menari, berperang, memegang perisai, dan jongkok dengan kedua tangan terangkat), ada pula pola topeng, burung, perahu, matahari, dan bentuk geometrik. Gaya lukisan yang ditemukan mirip dengan lukisan yang ditemukan di Pulau Seram, Papua Barat, dan Timor, bahkan lukisan di Australia bagian selatan.
Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua adalah Johannes Keyts (Seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Ia melewati sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua tersebut dengan warna merah


Terdapat di gua dan ceruk di Sulawesi Tenggra terdapat di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko, dan wa Bose, sedangkan ceruk-ceruknya adalah La Sabo, Tangga Ara, La Nasrofa, dan Ida Malangi. Semua peninggalan ini terdapat di sekitar kawasan perladangan Liabalano, Kampung Mabolu, Desa Bolo, Kecamatan Kotobu.


Lukisan cap tangan pada dinding Gua Tewe, Kutai Timur, Kalimantan Timur.


Seni cadas yang paling menarik adalah Gua Tamrin dan Gua Ham karena begitu banyak gambar di dalamnya. Gua Tamrin terletak di dekat sungai Marang, memiliki sejumlah lukisan penari bertopeng yang menutupi seluruh bagian kepalanya. Lukisan tersebut mirip dengan tarian adat yang masih berlangsung pada beberapa suku di Papua. Sementara itu, di Gua Ham ditemukan pola cap seperti penari, tapir, rusa dan tumbuh-tumbuhan. Chazine berpendapat bahwa pola cap tangan yang di jumpai di dalam gua tersebut merupakan yang paling banyak di dunia.


Lukisan dan simbol-simbol yang terdapat di gua-gua tersebut adalah peninggalan sejarah yang sangat berharga. Sampai sampai lukisan yang terdapat di gua Lascaux, dibuatkan replikanya sehingga yang asli tetap terjaga







sumber :http://bayusp.blogspot.com/2010/11/pesan-dari-jaman-batu.html

Wednesday, June 1, 2011

Sejarah Lahirnya Pancasila

garuda-pancasila

Mari kita telusuri fakta-fakta sejarah tentang kelahiran pancasila. Dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945, Bung Karno menyatakan antara lain:”Saya mengakui, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. di Surabaya, saya dipengaruhi seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran kepada saya, – katanya : jangan berpaham kebangsaan, tetapi berpahamlah rasa kemanusiaan seluruh dunia, jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 1917. akan tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya, ia adalah Dr. Sun Yat Sen ! Di dalam tulisannya “San Min Cu I” atau “The THREE people’s Principles”, saya mendapatkan pelajaran yang membongkar kosmopolitanisme yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh“The THREE people’s Principles” itu. Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah bahwasanya Bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat dengan sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr. Sun Yat Sen, -sampai masuk ke liang kubur.”

Lebih lanjut ketika membicarakan prinsip keadilan sosial, Bung Karno, sekali lagi menyebutkan pengaruh San Min Cu I karya Dr. Sun Yat Sen:”Prinsip nomor 4 sekarang saya usulkan. Saya didalam tiga hari ini belum mendengarkan prinsip itu, yaitu kesejahteraan, prinsip: tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka. Saya katakan tadi prinsipnya San Min Cu I ialah “Mintsu, Min Chuan , Min Sheng” : Nationalism, democracy, socialism. Maka prinsip kita …..harus …… sociale rechtvaardigheid.”

Pada bagian lain dari pidato Bung Karno tersebut, dia menyatakan:”Maka demikian pula jikalau kita mendirikan negara Indonesia merdeka, Paduka tuan ketua, timbullah pertanyaan: Apakah Weltanschaung” kita, untuk mendirikan negara Indonesia merdeka di atasnya?Apakah nasional sosialisme ? ataukah historisch-materialisme ? Apakah San Min Cu I, sebagai dikatakan oleh Dr. Sun Yat Sen ? Di dalam tahun 1912 Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkok merdeka, tapi “Weltanschaung” telah dalam tahun 1885, kalau saya tidak salah, dipikirkan, dirancangkan. Di dalam buku “The THREE people’s Principles” San Min Cu I,-Mintsu, Min Chuan , Min Sheng” : Nationalisme, demokrasi, sosialisme,- telah digunakan oleh Dr. Sun Yat Sen Weltanschaung itu, tapi batu tahun 1912 beliau mendirikan negara baru di atas “Weltanschaung” San Min Cu I itu, yang telah disediakan terlebih dahulu berpuluh-puluh tahun.” (Tujuh Bahan Pokok demokrasi, Dua – R. Bandung, hal. 9-14.)

Pengaruh posmopolitanisme (internasionalisme) kaya A. Baars dan San Min Cu I kaya Dr. Sun Yat Sen yang diterima bung Karno pada tahun 1917 dan 1918 disaat ia menduduki bangku sekolah H.B.S. benar-benar mendalam. Ha ini dapat dibuktikan pada saat Konprensi Partai Indonesia (partindo) di Mataram pada tahun 1933, bung Karno menyampaikan gagasan tentang marhaennisme, yang pengertiannya ialah :

(a) Sosio – nasionalisme, yang terdiri dari : Internasionalisme, Nasionalisme

(b) Sosio – demokrasi, yang tersiri dari : Demokrasi, Keadilan sosial.

Jadi marhaenisme menurut Bung Karno yang dicetuskan pada tahun 1933 di Mataram yaitu : Internasionalisme ; Nasionalisme ; Demokrasi : Keadilan sosial. (Endang Saifuddin Anshari MA. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945, Pustaka Bandung1981, hql 17-19.)

Dan jika kita perhatikan dengan seksama, akan jelas sekali bahwa 4 unsur marhainisme seluruhnya diambil dari Internasionalisme milik A. Baars dan Nasionalisme, Demokrasi serta keadilan sosial (sosialisme) seluruhnya diambil dari San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen.

Sekarang marilah kita membuktikan bahwa pancasila yang dicetuskan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang BPUPKI adalah sama dengan Marheinisme yang disampaikan dalam Konprensi Partindo di Mataram pada tahun 1933, yang itu seluruhnya diambil dari kosmopolitanisme milik A. Baars dan San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen. Di dalam pidato Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 itu antara lain berbunyi :”Saudara-saudara ! Dasar negara telah saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca Dharma ? Bukan !Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar…..Namanya bukan Panca Dharma, tetaoi….saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa…..namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Kelima sila tadi berurutan sebagai berikut:

(a) Kebangsaan Idonesia;

(b) Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;

(c) Mufakat atau domokrasi;

(d) Kesejahteraan sosial;

(e) Ke-Tuhanan.

(Pidato Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 dimuat dalam “20 tahun Indonesia Merdeka” Dep. Penerangan RI. 1965.)

Kelima sila dari Pancasila Bung Karno ini, kita cocokkan dengan marhaenisme Bung Karno adalah persis sama, Cuma ditambah dengan Ke Tuhanan. Untuk lebih jelasnya baiklah kita susun sebagai berikut:

(a) Kebangsaan Indonesia berarti sama dengan nasionalisme dalam marhaenisme, juga sama dengan nasionalisme milik San Min Cu I milik Dr. Sun yat Sen, Cuma ditambah dengan kata-kata Indonesia.

(b) Internasionalisme atau peri-kemanusiaan berarti sama dengan internasionalisme dalam marhaenisme, juga sama dengan internasionalisme (kosmopolitanisme) milik A. Baars.

(c) Mufakat atau demokrasi berarti sama dengan demokrasi dalam marhaenisme, juga sama dengan demokrasi dalam San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen;

(d) Kesejahteraan sosial berarti sama dengan keadilan sosial dalam marhaenisme, juga berarti sama dengan sosialisme dalam San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen.

(e) Ke-Tuhanan yang diambil dari pendapat-pendapat para pemimpin Islam, yang berbicara lebih dahulu dari Bung Karno, di dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945.

Dengan cara mencocokkan seperti ini, berarti nampak dengan jelas bahwa Pancasila yang dicetuskan oleh Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945, yang merupakan”Rumus Pancasila I”, sehingga dijadikan Hari Lahirnya Pancasila, berasal dari 3 sumber yaitu:

a) Dari San Min Cu I Dr. Sun Yat Sen (Cina);

b) Dari internasionalisme (kosmopolitanisme A. Baars (Belanda).

c) Dari umat Islam.

Jadi Pancasila 1 juni 1945, adalah bersumber dari : (1) Cina; (2) Belanda; dan (3) Islam. Dengan begitu bahwa pendapat yang menyatakan Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri atau dari peninggalan nenek moyang adalah sangat keliru dan salah !

Sebagaimana telah dimaklumi bahwa sebelum sidang pertama BPUPKI itu berakhir, dibentuklah satu panitia kecil untuk :

a) Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara, berdasarkan pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945.

b) Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamirkan Indonesia merdeka.

Dari dalam panitia kecil itu dipilih lagi 9 orang untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945, yang kemudian diberikan nama dengan “Piagam Jakarta”.

Piagam Jakarta berbunyi:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan bebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan ikut melasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum Dasar Negara Indonesia yang berdasar kedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada : Ke- Tuhanan, dengan menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk – kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indinesia.”

Jakarta, 22-6-1605.

Ir. SOEKARNO ;

Drs. Mohammad Hatta ;

Mr. A.A Maramis ;

Abikusno Tjokrosujoso ;

Abdul Kahar Muzakir ;

H.A. Salim ;

Mr. Achmad Subardjo ;

Wachid Hasjim ;

Mr. Muhammad Yamin

(Moh. Hatta dkk. Op.cit. hal. 30-32)

Dengan begitu, maka Pancasila menurut Piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan ini merupakan Rumus Pancasila II, berbeda dengan Rumus Pancasila I. Lebih jelasnya Rumus Pancasila II ini adalah sebagai berikut ;

a) Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya;

b) Kemanusiaan yang adil dan beradab ;

c) Persatuan Indonesia ;

d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ;

e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumus Pancasila II ini atau lebih dikenal dengan Pancasila menurut Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, baik mengenai sitimatikanya maupun redaksinya sangat berbeda dengan Rumus Pancasila I atau lebih dikenal dengan Pancasila Bung Karno tanggal 1 juni 1945. pada rumus pancasila I, Ke-Tuhanan yang berada pada sila kelima, sedangkan pada Rumus Pancasila II, ke-Tuhanan ada pada sila pertama, ditambah dengan anak kalimat – dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kemudian pada Rumus Pancasila I, kebangsaan Indonesia yang berada pada sila pertama, redaksinya berubah sama sekali menjadi Persatuan Indonesia pada Rumus Pancasila II, dan tempatnyapun berubah yaitu pada sila ketiga. Demikian juga pada Rumus Pancasila I . Internasionalisme atau peri kemanusiaan, yang berada pada sila kedua, redaksinya berubah menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya pada Rumus Pancasila I, Mufakat atau Demokrasi, yang berbeda pada sila ketiga, redaksinya berubah sama sekali pada Rumus Pancasila II, yaitu menjadi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan menempati sila keempat. Dan juga pada Rumus Pancasila I, kesejahteraan sosial yang berada pada sila keempat, baik redaksinya, maka Pancasila pada Rumus II ini, tentunya mempunyai pengertian yang jauh berbeda dengan Pancasila pada Rumus I.

Rumus Pancasila II ini atau yang lebih populer dengan nama Pancasila menurut Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945, yang dikerjakan oleh panitia 9, maka pada rapat terakhir BPUPKI pada tanggal 17 Juni 1945, secara bulat diterima rumus Pancasila II ini.

Sehari sesudah proklamasi, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, terjadilah rapat “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (PPKI). Panitia ini dibentuk sebelum proklamasi dan mulai aktip bekerja mulai tanggal 9 Agustus 1945 dengan beranggotakan 29 orang. Dengan mempergunakan rancangan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI, maka PPKI dapat menyelesiakan acara hari itu, yaittu:

a) Menetapkan Undang-Undang Dasar ; dan

b) Memilih Presidan dan Wakil Presiden dalam waktu rapat selama 3 jam.

Dengan demikian terpenuhilah keinginan Bung Karno yang diucapkan pada waktu membuka rapat itu sebagai ketua panitia dengan kata-kata sebagai berikut ; “Tuan-tuan sekalian tentu mengetahui dan mengakui, bahwa kita duduk di dalam suatu zaman yang beralih sebagai kilat cepatnya. Maka berhubungan dengan itu saya minta sekarang kepada tuan-tuan sekalian, supaya kitapun bertindak di dalam sidang ini dengan kecepatan kilat.”

Sedangkan mengenai sifat dari Undang-Undang Dasarnya sendiri Bung Karno berkata:”Tuan-tuan tentu mengerti bahwa ini adalah sekedar Undang-Undang Dasar sementara, Undang-Undang Dasar Kilat, bahwa barangkali boleh dikatakan pula, inilah revolutie grodwet. Nanti kita akan membuat undang-Undang Dasar yang lebih sempurna dan lengkap. Harap diingat benar-benar oleh tuan-tuan, agar kita ini harus bisa selesai dengan Undang-Undang Dasar itu.”

Dalam beberapa menit saja, tanpa ada perdebatan yang substansil disahkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, dengan beberapa perubahan, khususnya dalam rumus pancasila. (Pranoto Mangkusasmito, Pancasila dan sejarahnya, Lembaga Riset Jakarta, 1972, hal. 9-11.)

Adapun Pembukaan undang-Undang Dasar, yang didalamnya terdapat Rumus Pancasila II, yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, adalah sebagai berikut :

PEMBUKAAN

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan bebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam satu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada : Ke- Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Dengan demikian disahkannya Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, maka Rumus Pancasila mengalami perubahan lagi, yaitu:

a) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

b) Kemanusiaan yang adil dan beradab ;

c) Persatuan Indonesia ;

d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ;

e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perubahan esensial dari Rumus Pancasila II atau Pancasila menurut Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 dengan Rumus Pancasila III atau Pancasila menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar tanggal 18 Agustus 1945, yaitu pada sila pertama “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” diganti dengan “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa” . perubahan ini ternyata dikemudian hari menumbuhkan benih pertentangan sikap dan pemikiran yang tak kunjung berhenti sampai hari ini. Sebab umat Islam menganggap bahwa pencoretan anak kalimat pada sila pertama Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, oleh PPKI adalah suatu pengkhianatan oleh golongan nasionalis dan kristen. Karena Rumus Pancasila II telah diterima secara bulat oleh BBUPKI pada tanggal 17 Juli 1945.

Selanjutnya melalui aksi militer Belanda ke-I dan ke- II , dan dibentuknya negara-negara bagian oleh Belanda, pemberontakan PKI di Madiun, statemen Roem Royen yang mengembalikan Bung Karno dan kawan-kawannya dari Bangka ke Jogjakarta, sedangkan Presiden darurat RI pada waktu itu ialah Mr. Syafruddin Prawiranegara, sampailah sejarah negara kita kepada konfrensi meja bundar di Den Haag (Nederland). Konfrensi ini berlangsung dari tanggal 23 Agustus 1949 sampai tanggal 2 November 1949. dengan ditandatanganinya “Piagam Persetujuan” antara delegasi Republik Indonesia dan delegasi pertemmuan untuk permusyawaratan federal (B.F.O.) mengenai “Konstitusi Republik Indinesia Serikat” (RIS) di Seyeningen pada tanggal 29 Oktober 1949, maka ikut berubahlah Rumus Pancasila III menjadi Rumus Pancasila IV. Rumus Pancasila IV ini termuat dalam muqadimah Undang-Undang Dasar Republik Indinesia Serikat (RIS), yang bunyinya sebagai berikut:

Mukadimah

Kami bangsa Indonesia semenjak berpuluh-puluh tahun lamanya bersatu padu dalam perjuangan kemerdekaan, dengan senantiasa berhati teguh berniat menduduki hak hidup sebagai bangsa yang merdeka berdaulat.

Ini dengan berkat dan rahmat Tuhan telah sampailah kepada ringkatan sejarah yang berbahagia dan luhur.

Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam satu piagam negara yang berbentuk Republik Federasi berdasarkan pengakuan “Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan dan keadilan sosial.”

Untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia Merdeka yang berdaulat sempurna.

Secara jelasnya Rumus Pancasila IV atau pancasila menurut mukadimah Undang-Undang Dasar RIS tanggal 29 Oktober 1949, adalah sebagai berikut;

a. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

b. Peri-Kemanusiaan.

c. Kebangsaan.

d. Kerakyatan dan

e. Keadilan sosia.

Perubahan yang terjadi antara Rumus Pancasila II dengan Rumus Pancasila IV adalah perubahan redaksional yang sangat banyak, yang sudah barang tentu akan membawa akibat pengertian pancasila itu menjadi berubah pula.

Republik Indinesia Serikat tidak berumur sampai 1 tahun. Pada tanggal 19 Mei 1950 ditanda tangani “Piagam Persetujuan” antara pemerintah RIS dan pemerintah RI. Dan pada tanggal 20 Juli 1950 dalam pernyataan bersama kedua pemerintah dinyatakan, antara lain menyetujui rencana Undang-Undang Dasar sementara negara kesatuan Republik Indonesia seperti yang dilampirkan pada pernyataan bersama”. Pembukaan Undang-Undang Dasar sementara negara kesatuan Repiblik Indonesia seperti yang dilampirkan pada pernyataan bersama. Pembukaan Undang-Undang Dasar sementara 1950, yang didalamnya terdapat rumus Pancasila, adalah sebagai berikut;

Mukadimah

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Dengan berkat dan rahmat Tuhan tercapailah tingkat sejarah yang berbahagia dan luhur.

Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik Kesatuan, berdasarkan pengakuan ketuhanan yang maha esa, peri kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial, untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian, dan kemerdekaan yang berdaulat sempurna”.

Untuk jelasnya Rumus Pancasila di dalam mukadimah Undang-Undang Dasar sementara dapat disusun sebagai berikut;

a) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

b) Peri-Kemanusiaan.

c) Kebangsaan.

d) Kerakyatan dan

e) Keadilan sosial.

Rumus Pancasila dalam mukadimah Undang-Undang Dasar sementara adalah merupakan rumus pancasila V. dan ternyata antara Rumus Pancasila IV dan Rumus Pancasila V tidak ada perubahan baik sitimatikanya maupun redaksinya.

Tetapi setelah dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, yang menyatakan “Pembubaran kostituante dan tidak berlakunya lagi Undang-Undang Dasar 1945”, Rumus Pancasila mengalami perubahan, baik redaksinya maupun pengertiannya secara esensial dan mendasar. Sebab setelah itu Bung Karno merumuskan Pancasila dengan menggunakan “ Teori Perasan” yaitu pancasila itu diperasnya menjadi tri sila ( tiga sila) : sosionasionalisme (yang mencakup kebangsaan Indonesia dan peri kemanusiaan); Sosio demokrasi (yang mencakup demokrasi dan kesejahteraan sosial dan ketuhanan. Trisila ini diperas lagi menjadi Ekasila (satu sila); Ekasila itu tidak lain ialah gotong-royong. Dan gotong royong diwujudkan oleh Bung Karno dalam bentuk nasakom (nasional, agama dan komunis).

Lebih jelasnya teori perasan Bung Karno dapat disusun sebagai berikut:

1. Pancasila itu diperasnya menjadi tri sila (tiga sila).

2. Trisila terdiri atas:

a) Sosionasionalisme

b) Sosio

c) Ketuhanan.

3. Trisila diperas menjadi Ekasila

4. Ekasila yaitu gotong-royong.

Teori perasan Bung Karno ni bukan masalah baru, tetapi itulah hakekat Pancasila yang ia lahirkan pada tanggal 1 Juni 1945; dan hal ini dapat dilihat dari pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 di depan BPUPKI, yang antara lain berbunyi, “Atau barang kali ada saudara-saudara yang tidak senang adas bilangan itu ? Saya boleh peras sehingga tinggal tiga saja. Saudara Tanya kepada saya apakah perasan tiga perasan itu ? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia, Weltanschaung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme; kebangsaan dan peri kemanusiaan, saya peras menjadi satu : itulah yang dahulu saya namakan socio-nationalisme. Dan demokresi yang bukan demokrasi barat, tetapi pilitiek economiche democratie, yaitu pilitieke democratie dengan sociale rechtvaardigheid, demikrasi dengan kesejahteraan saya peraskan pula menjadi satu. Inilah yang dulu saya namakan socio democratie.

Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain.

Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: socionationalisme, sociodemocratie dan ketuhanan. Kalau tuan senang dengan simbul tiga ambillah yang tiga ini. Tetapui barangkali tidak semua tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu dasar saja ? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu. Apakah yang satu ? ……Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan gotong-royong ! alangkah hebatnya ! negara gotong-royong.

Selain “teori perasan’ Pancasila, Bung Karno menjabarkan dan melengkapi Pancasila itu dengan Manifesto Politik ( Manipol ) dan USDEK ( Undang-Undang Dasar 45, Sosialisme Indonesis, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribaian Indonesia). Hal ini bisa kita jumpai di dalam “Tujuh Bahan Pokok Indoktrinasi”, ynag antara lain menyatakan : “Ada orang menanya : Kepada Manifesto Polotik ? Kan kita sudah mempunyai Pancasila? Manifesto Politik adalan pancaran dari Pancasila; USDEK adalah pemancaran dari pada Pancasila. Manifesto Politik, USDEK dan Pancasila adalah terjalin satu salam lain. Manifesto politik, USDEK dan pancasila tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika saya harus mengambil qiyas agama – sekadar qiyas – maka saya katakan : Pancasila adalah semacam Qur’annya dan Manifesto Politik dan USDEK adalah semacam Hadits-haditsnya. Awas saya tidak mengatakan bahwa Pancasila adalah Qur’an dan Manifsesto Politik dan USDEK adalah hadits ! Qur’an dan Hadits shahih merupakan satu kesatuan, – maka pancasila dan Manifesto politik dan USDEK adalah merupakan satu kesatuan. Teori perasan Pancasila yang dilengkapi dengan manifesto Politik dan USDEK adalah merupakan Rumus Pancasila VI.

Dengan Naskaom memberi peluang yang besar kepada golongan komunis seperti Partai Komunis Indonesia ( PKI ) untuk memasuki berbagai instansi sipil dan militer. Dominasi komunis di dalam pemerintahan dan berbagai sektor kehidupan, memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan kudeta dan perebutan kekuasaan; meletuslah Gerakan 30 September PKI.

Meletusnya G 30 S / PKI dari kandungan Nasakom, yang membawa runtuhnya rezim Orde Lama, menurut regim Orde baru disebabkan oleh penyelewengan pancasila dari rel yang sebenarnya. Oleh karena itu rezim Orde Baru mencanangkan semboyan “Laksanakan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekwen”.

Menurut Orde baru, khususnya angkatan ’66, bahwa penyelewengan Pancasila oleh rezim orde Lama disebabkan “belum jelasnya filsafat Pancasila dan belum adanya tafsiran yang terperinci”. Pendapat ini bisa dilihat dari kesimpulan “Simposium Kebangkitan Generasi ’66 Menjelajah Tracee baru”, yang diselenggarakan pada tanggal 6 mei 1966, bertempat di Universitas Indonesia; yang isinya antara lain sebagai berikut :

Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang dasar ’45

pasal 1 ayat 2 yang berbunyi: “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.”

Dan juga terdapat dalam pasal 3 yang berbunyi: “MPR menetapkan undang-undang dasar dan garis-garis besar pada haluan negara.”

Pasal 20 ayat 1 : “ DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang.”

Pasal 22 ayat 2 berbunyi: “Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dan persidangan yang berikut.”

Ayat 3 :”Jika tidak mendapatkan persetujuan, maka peraturan tersebut harus dicabut.”


Selamat Hari Lahir Pancasila 2011

Monday, May 30, 2011

Kasus Kematian Paling Misterius Dua Pemburu UFO

Pada tahun 1966, dua orang pria yang terobsesi dengan UFO pergi menuju sebuah bukit di Rio De Jeneiro. Tiga hari kemudian, tubuh kedua pria tersebut ditemukan terbaring tidak bernyawa dengan sebab kematian yang tidak diketahui hingga hari ini.

Kasus misterius ini mendapatkan julukan The Mystery of the Lead Masks Case dan merupakan salah satu kasus kematian paling misterius dalam sejarah Brazil. Mungkin dikarenakan fakta kalau kedua korban adalah pria-pria yang terobsesi dengan UFO dan disebut-sebut berusaha mengadakan kontak dengan alien.

Hari itu seharusnya menjadi hari yang luar biasa bagi Manoel Pereira da Cruz dan Miguel Jose Viana. Mereka telah merencanakan sesuatu yang rahasia dan cukup antusias dengan apa yang mungkin akan ditemukan.

Jadi, pada tanggal 17 Agustus 1966, mereka meninggalkan kota tempat tinggal mereka, Campos dos Goytacazes. Kepada keluarga, mereka mengatakan akan membeli beberapa bahan elektronik untuk pekerjaan. Kedua pria ini adalah teknisi televisi.

Saat itu mereka membawa uang sejumlah 2.300 Real Brazil.

Manoel dan Miguel kemudian naik bus dan tiba di Niteroi pada pukul 14:30. Mereka mampir ke sebuah toko, lalu membeli mantel dan sebotol air minum. Belakangan pelayan di toko itu mengatakan kalau Miguel terlihat sangat gugup dan selalu melihat jam tangannya.

Apapun yang sedang direncanakan kedua orang ini, sepertinya mereka sangat terburu-buru.

Dari toko itu, kedua pria ini segera melanjutkan perjalanan menuju Morro do Vintem (Bukit Vintem), Rio De Jeneiro.

Mereka tidak pernah membayangkan kalau tempat itu akan menjadi akhir dari perjalanan mereka.

Tiga hari kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1966, seorang remaja berusia 18 tahun bernama Jorge da Costa Alves sedang bermain layangan di bukit itu ketika ia menyaksikan sebuah pemandangan aneh.

Di salah satu bagian bukit, Jorge melihat ada dua sosok tubuh terbaring di permukaan bukit yang dipenuhi semak dan rumput tinggi. Keduanya mengenakan pakaian yang mirip. Masing-masing juga mengenakan sejenis mantel pelindung. Anehnya, kedua pria tersebut terbaring dengan rapi sambil mengenakan topeng timah.

Jorge mendekat dan menyadari kalau kedua sosok itu sudah tidak bernyawa. Dengan tergesa-gesa, ia turun dari bukit dan menghubungi pihak kepolisian.

Tidak lama kemudian, lokasi itu sudah dipenuhi oleh wartawan dan petugas polisi. Dan ini adalah awal dari sebuah misteri yang membingungkan.


Apa yang menyebabkan kematian mereka?

Polisi segera menyisir lokasi penemuan mayat dan mengumpulkan semua benda-benda yang bisa menjadi petunjuk. Namun, setiap petunjuk yang ditemukan malah membuat kasus ini bertambah misterius.

Sebagai catatan, kasus ini menjadi misterius bukan hanya karena kondisi mayat yang penuh dengan teka-teki. Namun karena petugas koroner yang memeriksa kedua mayat tersebut tidak bisa menentukan penyebab kematian.

Pada tubuh bagian luar, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan atau luka fisik yang mungkin bisa membunuh mereka. Diagnosa ini juga diperkuat dengan fakta kalau rumput-rumput tinggi di dekat mayat tidak rusak yang mengindikasikan kalau kedua korban tidak mengalami pergumulan atau perkelahian di tempat itu.

Sedangkan pada tubuh bagian dalam, para petugas tidak bisa mengambil kesimpulan apapun karena organ-organ tubuh korban telah membusuk akibat proses otopsi yang terlambat. Kondisi ini membuat uji toksin tidak bisa dilakukan. Jadi kita tidak akan pernah tahu dengan pasti apakah ada bahan beracun yang diminum oleh keduanya.

Selain itu, hal lain yang menambah aspek misteri dalam kasus ini adalah benda-benda yang ditemukan pada mayat.

Kedua pria tersebut ditemukan dalam keadaan mengenakan topeng timah menutupi mata mereka.



Menurut keluarga korban, kedua topeng ini memang dibuat sendiri oleh Manoel dan Miguel di bengkel kerja mereka dan dimaksudkan untuk melindungi diri dari radiasi. Tetapi tidak ada yang mengetahui radiasi apa yang dimaksud keduanya.



Selain topeng timah tersebut, ada beberapa benda lain yang ditemukan di sekitar mayat.

Diantaranya adalah sebuah buku catatan yang berisi diagram dengan sebaris kalimat yang berbunyi:



"16:30 estar no local determinado. 18:30 ingerir cápsulas, após efeito proteger metais aguardar sinal máscara"



Jika diterjemahkan, kalimat ini berbunyi:Pihak penyelidik tidak bisa menguraikan maksud pesan tersebut.

Selain itu, catatan ini membingungkan karena dibuat dengan beberapa ejaan dan tata bahasa yang salah.

Lalu ditemukan juga botol minuman kosong yang dibeli dari toko di Niteroi dan sebuah paket yang berisi dua buah handuk.

Dari petunjuk-petunjuk yang ada, polisi berusaha membuat sebuah narasi yang mungkin bisa membongkar penyebab kematian kedua pria ini.

Karena situasi yang tidak biasa, banyak orang memberikan spekulasi berbau fiksi ke dalam kasus ini. Misalnya, ada yang menyebutkan kalau kedua pria ini telah menemukan Wormhole dan bermaksud untuk melakukan perjalanan lintas waktu. Mereka menggunakan topeng timah dan mantel untuk melindungi tubuh mereka dari efek perjalanan tersebut.

Tentu saja spekulasi ini lebih mengarah ke anekdot ketimbang fakta.

Di pihak lain, aparat kepolisian, wartawan atau penulis yang giat mengikuti kasus ini juga memiliki beberapa teori.

Salah satu teori yang pernah dikemukakan adalah kedua pria ini telah melakukan bunuh diri massal seperti yang pernah dilakukan oleh sekte-sekte tertentu. Asumsi ini didukung oleh fakta kalau keduanya pernah berusaha melakukan kontak dengan alien.

Peristiwa semacam ini pernah terjadi pada tahun 1997. Saat itu, 39 anggota sekte Heaven's Gate melakukan bunuh diri massal untuk menyambut kedatangan UFO yang dipercaya akan datang mengikuti komet Hale-Bopp.

"Pukul 16:30 di tempat yang telah disepakati. 18:30 menelan kapsul, setelah efek melindungi logam tunggu tanda topeng."


Para pelaku bunuh diri massal sekte Heaven's Gate

Para anggota sekte ini melakukan bunuh diri dengan meminum sianida dan arsenik. Namun mereka tidak menggunakan topeng timah, melainkan hanya menutupi wajah mereka dengan kain hitam.

Catatan yang menyinggung mengenai meminum kapsul yang ditemukan pada Manoel dan Miguel sepertinya mendukung asumsi ini. Namun teori ini menjadi cukup tidak mungkin karena para saksi mengatakan kalau kedua pria ini tidak seperti orang yang berniat bunuh diri.

Ketika mereka mampir ke toko untuk membeli mantel dan air minum di Niteroi, keduanya menandatangani faktur yang mensyaratkan mereka untuk mengembalikan botol minuman itu supaya mendapatkan diskon. Ini tidak terlihat seperti orang yang berniat bunuh diri. Selain itu, keduanya ternyata membeli beberapa komponen elektrik yang dipercaya akan digunakan untuk pekerjaan mereka. Jika mereka berniat bunuh diri, tentulah mereka tidak akan merepotkan diri untuk membeli barang-barang tersebut.



Teori lain menyebutkan kalau kedua pria tersebut mungkin telah dipancing untuk datang ke tempat itu oleh pihak ketiga yang ingin merampok mereka. Sampai disitu, keduanya dibunuh oleh oknum tersebut. Kesimpulan ini diambil karena ditemukannya catatan yang memiliki kesalahan pada tata bahasa dan ejaan. Bisa jadi catatan ini didiktekan oleh perampok itu untuk menciptakan kesan bunuh diri. Lagipula, sejumlah uang yang dibawa mereka ke bukit itu ikut raib.

Tetapi, sekali lagi, kalau ini adalah kematian akibat perbuatan jahat, apa penyebabnya? Kapsul beracun? Mengapa tidak ada tanda-tanda perlawanan sedikitpun?

Teori berikutnya yang paling populer adalah, Manoel dan Miguel berusaha mengadakan kontak dengan alien dan berhasil melakukannya. Walaupun terdengar mengada-ngada, teori ini adalah yang paling populer diantara teori-teori lainnya.

Kedua pria ini dikenal sangat terobsesi dengan UFO. Mereka meneliti kisah-kisah penampakan UFO dengan ekstensif, bahkan membangun sebuah laboratorium untuk tujuan ini. Selain itu, bukit Vintem disebut-sebut sebagai lokasi yang sering mendapatkan kunjungan UFO. Para penduduk sekitar bukit sering menyaksikan pesawat aneh melayang di dekat situ.

Apakah Manoel dan Miguel sedang menunggu kedatangan pesawat alien?

Apakah topeng timah tersebut digunakan untuk melindungi mereka dari radiasi pesawat tersebut?

Kalau begitu, apa manfaatnya kapsul tersebut? atau dua handuk yang ditemukan?

Dan yang paling utama adalah, apa yang menyebabkan kematian mereka? Apakah mereka menemukan pesawat alien yang kemudian menembakkan sinar misterius yang dengan seketika mencabut nyawa mereka?

Kita mungkin tidak akan pernah bisa tahu. Satu hal yang pasti. Mungkin misteri ini tidak akan benar-benar bisa diungkap. 45 tahun telah lewat dan kepolisian Brazil belum pernah menetapkan satupun tersangka pembunuhan.

Mungkin jawabannya memang jauh dari pemahaman kita. Menurut Jacques Vallee yang pernah menulis mengenai kasus ini dalam bukunya "Confrontations", bertahun-tahun setelah kasus ini terjadi, bahkan rumput-rumput di lokasi penemuan mayat menolak untuk tumbuh (walaupun beberapa argumen yang cukup masuk akal menyebutkan kalau rumput-rumput itu tidak bisa tumbuh karena formalin yang disemprot pihak kepolisian).

Dua mayat bermantel dan bertopeng timah, dua buah handuk, satu botol kosong, catatan yang membingungkan, kapsul yang hilang, obsesi dengan makhluk luar angkasa dan bukit Vintem yang misterius. Perpaduan ini telah menciptakan salah satu kasus paling misterius dalam sejarah Brazil yang mungkin tidak akan pernah bisa terpecahkan.


sumber: http://xfile-enigma.blogspot.com/2011/05/lead-masks-case-kasus-kematian.html

Saturday, May 28, 2011

Kisah Tukang Pos Yang Membangun Istananya Dari Batu Yang Dikumpulkan Selama 33 tahun

Cerita ini dimulai pada 1879. Joseph-Ferdinand Cheval (1836 - 1924), 43 tahun, telah bekerja sebagai kurir surat di daerah pedesaan di sebelah tenggara Perancis selama 12 tahun. Karena dalam pekerjaannya sehari-hari di rutin melakukan perjalanan sekitar 20 mil (32km), sebagian besar dalam kesendirian, ia banyak bengong. Suatu hari ia tersandung sebuah batu kapur kecil. Heran dengan bentuk dan susunan batu itu, ia lalu membawanya pulang .

Sejak saat itu ia mulai mengumpulkan batu selama perjalanannya untuk mengantar surat dan membawa baatu-batu itu dalam saku. Mengumpulkan batu menjadi kecanduan. Ketika istrinya menjadi lelah karena harus memperbaiki sakunya, ia mengubah modus transportasi dan menggunakan keranjang untuk membawanya, dan kemudian ketika batu-batu menjadi lebih besar ia menggunakan gerobak.

Selama 33 tahun dia dan istrinya membangun bangunan dari batu, salah satu monumen paling aneh sepanjang masa, ideal palace atau Palais Idéal .menurut perhitungannya butuh lebih dari 9.000 hari atau 65.000 jam dan karenanya hasil karyanya mendatangkan sekitar 100.000 pengunjung dalam setahun ke desanya Hauterives utara Valence.
"Saya ingin membuktikan dengan kemauan hampir semua bisa dicapai," tulis Facteur Cheval.

bangunan yang diselesaikan berukuran panjang 26 meter, atau 85 kaki, dengan ketinggian yang bervariasi antara 8-10 meter. Palais adalah campuran gaya yang berbeda dengan inspirasi dari Kristen sampai Hindu. Sebuah versi dari candi Hindu yang berdiri di samping sebuah Chalet Swiss yang berdiri di samping Carrée Maison di Algiers yang berdiri di samping sebuah istana abad pertengahan, dan di suatu tempat di antaranya ada masjid beraksitektur Arab. Roh-roh dari tempat itu, kata facteur adalah Julius Caesar, Archimedes dan Vercingetorix.

Pada saat istana itu selesai, itu mulai menarik perhatian internasional. banyak seniman terkenal mengunjungi dan mendapatkan inspirasi dari tempat itu.bangunan tergambar dalam fitur media dari kartu pos , majalah dan orang-orang datang dari jauh dan luas untuk melihat gedung menakjubkan ini. Opini publik tentang pekerjaan dan penciptanya akhirnya terbentuk, dan Cheval sendiri telah dianggap sebagai seorang seniman yang mulai kembali dikenal.

Namun, meskipun Cheval telah berjasa sehingga kota Hauterives dicantumkan di peta, pemerintah kota menolak permintaannya untuk dimakamkan, bersama dengan istrinya, di istana yang dia bangun berdua. Tidak akan dihalangi, ia kembali bekerja di tahun 1914 pada struktur, kedua yang lebih kecil di pemakaman setempat.
Dia menghabiskan delapan tahun membangun apa yang disebutnya Makam kesunyian dan Peristirahatan abadi.
Dua tahun setelah-selesai dan hanya beberapa hari setelah ia selesai menulis otobiografinya-Cheval meninggal dan dikebumikan dalam struktur bangunan baru yang dia bangun selama 8 tahun itu.

Monday, May 23, 2011

Inilah Potret Kehidupan ABG indo-eropa di Batavia Tahun 30-an

Zaman dahulu kala ketika negara ini masih bernama Hindia-Belanda dan kehidupannya masih berkasta-kasta ada satu golongan masyarakat yang unik. mereka adalah golongan Indo-Eropa yang merupakan masyarakat berdarah campuran antara etnik eropa (Belanda, Jerman, Perancis, Belgia) dengan etnik lokal. Dalam Strata Sosial waktu itu mereka disamakan dengan orang eropa. Berikut ini diperlihatkan sekilas tentang kehidupan sehari-hari para muda-mudi Indo-eropa di batavia sekitar tahun 1930-an. selamat menikmati !